Di tengah hiruk-pikuk dinamika politik Indonesia, Ganjar Pranowo, tokoh yang tidak asing lagi di panggung nasional, telah mengambil langkah signifikan dengan mengumumkan posisinya sebagai oposisi dalam Kabinet Prabowo-Gibran. Keputusan ini disampaikan dalam acara Halalbihalal TPN Ganjar-Mahfud di Rumah Pemenangan, Jakarta, yang mengungkapkan ketegasan Ganjar dalam mempertahankan integritas dan komitmen moral terhadap demokrasi.
Dengan lantang Ganjar menyatakan, "Saya deklarasi, pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini." Sikap ini bukan hanya sekadar pernyataan, tapi manifestasi dari dedikasi beliau terhadap perbaikan tata kelola dan kebijakan publik. Ganjar percaya bahwa oposisi bukan sekedar pengkritik, melainkan pilar penting dalam menjaga keseimbangan dan transparansi pemerintahan.
Sementara itu, Mahfud Md., yang juga calon Wakil Presiden, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan demokrasi melalui saluran non-parlementer, termasuk lembaga-lembaga masyarakat sipil. Mahfud tidak hanya fokus pada politik secara tradisional melalui partai, tapi juga melalui keterlibatan aktif dalam organisasi masyarakat dan media massa. Ini menunjukkan visi beliau bahwa perubahan substantif seringkali berasal dari akar rumput.
Mahfud juga menyampaikan rencananya untuk kembali ke dunia akademis dengan mengajar di universitas. Ini adalah strategi untuk menyemai benih-benih perubahan dalam praktik hukum Indonesia yang saat ini, menurutnya, masih jauh dari etika dan keadilan sosial. "Saya akan mengawal di bidang hukum, terutama dalam pembuatan hukum, kerja sehari-hari pemerintahan, dan pengadilan," ujar Mahfud, menekankan pentingnya reformasi hukum yang inklusif dan berkeadilan.
Dengan langkah ini, kedua tokoh politik tersebut tidak hanya memposisikan diri sebagai pelaku aktif dalam arena politik, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam pembangunan karakter bangsa yang lebih bertanggung jawab dan demokratis. Mereka menunjukkan bahwa politik yang etis dan pembelajaran yang berkelanjutan adalah kunci utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Energi dan semangat mereka untuk tidak hanya berpartisipasi tapi juga memimpin dalam pembaharuan, menjadi sumber inspirasi bagi banyak pihak bahwa perubahan itu mungkin dan perlu dilakukan dengan cara yang benar dan bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar