Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mengapa Perlindungan Data untuk Perusahaan Masih Rumit dan Mahal?

Jumat, 07 Juni 2024 | Juni 07, 2024 WIB Last Updated 2024-06-07T09:53:09Z
Mengapa Perlindungan Data untuk Perusahaan Masih Rumit dan Mahal?


Keamanan data yang buruk dapat berujung pada hilangnya data, waktu henti operasional, hingga masalah hukum yang harus dihadapi organisasi atau perusahaan. Namun, mengapa sistem perlindungan data yang baik masih sangat rumit dan biayanya mahal?

Kompleksitas Keamanan Siber

Keamanan siber merupakan bidang yang sangat kompleks. Untuk mendeteksi ancaman siber, diperlukan keahlian yang mencakup berbagai peran dan keterampilan, serta pengalaman bertahun-tahun dalam menganalisis perilaku ancaman. Menemukan seorang karyawan dengan kualifikasi ini tidaklah mudah, terutama di tengah kekurangan tenaga profesional keamanan siber yang dialami dunia saat ini.

Wakil Presiden Eksekutif Synology, Jia-Yu Liu, juga mengakui bahwa banyak organisasi dan perusahaan masih dihadapkan dengan strategi perlindungan data yang rumit dan mahal. “Organisasi dihadapkan pada strategi perlindungan data yang terlalu rumit dan mahal,” ujarnya pada Jumat (7/6/2024).

Untuk menjawab tantangan ini, Synology memperkenalkan ActiveProtect, perangkat perlindungan data yang dirancang untuk menggabungkan manajemen terpusat dengan arsitektur yang skalabel. ActiveProtect diklaim mampu mengurangi biaya operasional secara signifikan dengan memberikan kecepatan backup hingga tujuh kali lebih cepat dan rasio deduplikasi lebih dari 2:1.

Ketergantungan pada Data

Di era modern, data adalah elemen vital yang membuat segala sesuatu berjalan. Bisnis menggunakan data untuk berbagai keperluan seperti penjualan, pemasaran, logistik, hingga manajemen karyawan. Hilangnya data dapat menyebabkan dampak yang sangat buruk bagi perusahaan.

Menurut laporan Invenioit, industri data global diperkirakan akan tumbuh hingga lebih dari 180 zettabytes pada tahun 2025. Jumlah data yang disimpan, diproses, dan dikelola setiap hari sangatlah besar, membuat kebutuhan akan perlindungan data menjadi semakin penting.

Tantangan dalam Keamanan Siber

Mengamankan data perusahaan tidak hanya tentang memasang antivirus atau firewall, tetapi juga melibatkan teknologi yang lebih canggih untuk melawan berbagai risiko dan kerentanan. Keamanan siber sering kali didelegasikan kepada tim TI perusahaan, namun tugas ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Perusahaan kini harus menggunakan berbagai alat canggih untuk mengamankan setiap aspek infrastruktur TI mereka, mulai dari endpoint dan layanan cloud hingga jaringan.

Pertahanan ini memerlukan pemantauan yang berkelanjutan dan menyeluruh, yang memberikan peringatan saat potensi masalah muncul. Namun, analisis dan respons terhadap peringatan ini memerlukan keterlibatan manusia secara real time. Ini menjadi tantangan besar karena dunia usaha saat ini menggunakan banyak teknologi keamanan siber yang rumit dan sulit untuk dikelola.

Kekurangan Tenaga Ahli

Meskipun perusahaan memiliki anggaran untuk staf keamanan siber, permintaan akan talenta keamanan siber jauh lebih besar daripada pasokannya. Di Amerika Serikat saja, terdapat sekitar 700.000 pekerjaan keamanan siber yang belum terisi. Akibatnya, gaji para ahli keamanan siber terus meningkat, membuat banyak bisnis kesulitan membangun tim keamanan internal yang mumpuni.

Mengisi kesenjangan keterampilan keamanan siber akan memakan waktu, seiring semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi yang memasuki industri ini. Inilah alasan utama mengapa biaya keahlian keamanan siber cenderung tidak akan turun dalam waktu dekat.

Namun, ini bukan berarti bahwa keamanan yang efektif berada di luar jangkauan atau anggaran perusahaan. Dengan investasi pada solusi yang tepat dan terus meningkatkan kompetensi internal, perusahaan tetap dapat mengimplementasikan strategi perlindungan data yang efektif dan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update